"The Power Of Good Looking: Keadilan Sosial Hanya untuk yang Good Looking"

 Pada dasarnya suatu tulisan berangkat dari sebuah ketidak puasan melihat realitas sosial, ketidak puasan itu sering diekspresikan dengan berbagai macam bentuk, seperti melalui tulisan, lukisan bahkan ada yang sampai mengekspresikannya dengan bentuk tindakan, tulisan ini juga sebagai bentuk ketidak puasan, dalam melihat suatu fenomena tentang orang yang penampilannya menarik (tampan dan cantik) mempunyai nilai tawar yang lebih bagi masyarakat, ketimbang orang yang penampilannya biasa-biasa saja (jelek).


Orang yang punya modal good looking, punya power untuk mendapatkan keuntungan, mulai dari pekerjaan dan mendapatkan cuan yang lebih bamyak, dari ke good lookingannya, seakan keadilan sosial hanya untuk yang good looking, seakan uang dan pekerjaan di era ini berpihak pada yang good looking, tulisan ini akan mengungkanp fakta yang menarik tentang the power of good looking.

Beberapa perusahaan atau lowongan pekerjaan menempatkan good looking (berpenampilan menarik) sebagai syarat diterimanya mereka bekerja diperusahaan itu, alasannya cukup simple, karena orang yang good looking menarik masyarakat untuk membeli produknya, memang sangat problematis juga alasannya, coba saja kita lihat beberapa pengemis yang ada ditanah air tercinta ini, adakah dari mereka yang berpenampilan menarik untuk sekedar mamanin cuan lebih banyak? saya rasa tidak ada. alasan beberapa perusaan itu sangat tidak masuk akal sama sekali.

Tapi kalau melihat dari sudut pandang youtuber dan influencer alasan menempatkan good looking sebagai syarat mendaftar kerja bisa masuk akal juga, coba kita tarik benang merah dari fenomena influencer dan youtober, kebanyakan influencer yang sukses tidak hanya sekedar ucapan yang punya muatan ilmiah, tapi muka dan penampilan juga jadi bahan 
pertimbangan kesuksesannya menjadi influencer, bandingkan saja, saat ada seseorang yang penampilan dan mukanya biasa-biasa saja, berbicara dan muatan yang dibawanya sama, apakah masyarakat menerima hal itu, sudah dipastikan tidak bakalan diterima baik oleh masyarakat, karena tidak good looking, semple saja alasannya. 

Untung saja hanya sebagian tempat kerja yang mensyaratkan itu, tidak bisa dibayangkan kalau semua tempat kerja seperti itu, bisa gawat negara ini, akan banyak pekerja yang di PHK dan pengangguran, karena tidak memenuhi kriteria perusaan. Mari berfikir cerdas, perusaan membuka lowongan pekerjaan berdasarkan pada kurangnya tenaga karyawan, 
tapi kenapa ada embel-embel good looking segala, apa hubungannya tenaga untuk bekerja danpenampilan, bisa saja yang tidak good looking kinerjanya lebih tekun dari pada yang good 
looking.

Lalu bagaimana nasib orang yang punya muka pas-pasan (ganteng enggak jellek iya) apakah akan ditelantarkan, seperti sampah-sampah masyarakat yang lain, saya juga tidak tahu bagaimana alurnya kehidupan ini, hanya saja tulisan ini, ingin memberi tahukan bahwa itu prilaku kita setiap saat yang sering kali kita tidak menyadari, kalau tindakan yang dilakukan seringkali jauh dari yang namanya keadilan sosial yang kerap kali digaung-gaungkan, dijalanan media sosial, padahal ketidak adilan sosial itu dekat dengan kita sendiri, bisa saja menjadi pelaku atau korban ketidak adilan yang saya paparkan tersebut.

Sebagai bentuk penyadaran juga, dalam hal ini, ada sebagian oknom yang sering menggembar-gemborkan intoleransi, apakah fenomina yang saya tuliskan itu tidak termasuk pada intoleransi? kita saja yang menganggap hal itu biasa-biasa saja, sehingga tidak timbul istilah keresahan yang mendorong hal itu harus diperjuangkan, mereka yang mukanya biasa 
jelek mungkin merasa didiskriminasi, saat ada salah satu lowongan kerja mengharuskan good looking sebagai syarat diterimanya lamaran kerja, mereka tidak menghendaki juga mukanya lahir seperti itu.

Definisi good looking juga bervarian, tapi ketika diambil kesimpulan ya! tetap aja cantik dan tampan sebagai tulok ukurnya, bermacam-macam definisi itu hanya penggiringan opini masyarakat, supaya yang jelek tidak merasa tersakiti dari kata good looking, tulisan ini juga sebagai refleksi bagi yang jelek, kalau masyarakat di negara ini, sudah tidak menerima 
kedatangan kalian sebagai bagian dari mereka, mereka hanya ingin yang cantik dan ganteng menemani kesehariannya.

Ketidak adilan bagi yang jelek mungkin saja sudah menjadi bagian dari alam ini dan tidak bisa dipisahkan, seperti sepatu dan kaki, tidak akan mungkin ada sepatu tampa adanya kaki begitu juga sebaliknya, kemungkinan seperti itu, ketidak adilan bagi yang jelek merupakan 
keniscayaan, ketika ketidak adilan pada yang jelek itu di pupuskan, mungkin alam ini tidak seimbang lagi. Berbahagialah bagi yang punya muka jelek karena kalian paku alam yang sebenarnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama